ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM RANTAI PASOK BAWANG MERAH
(STUDI KASUS: KABUPATEN BIMA)
Kata Kunci:
Nilai Tambah, Hayami, Rantai Nilai, Bawang MerahAbstrak
Kabupaten Bima merupakan salah satu penghasil komoditi bawang merah terbesar di Indonesia, akan tetapi harga bawang merah yang cenderung tidak stabil membuat rendahnya pendapatan yang diperoleh oleh petani bawang merah. Banyaknya keterlibatana pemain pada rantai komoditi bawang merah menyebabkan keuntungan yang didapatkan oleh petani tidak sesuai dengan hasil pertanian yang ada. Sedangkan kebutuhan akan komoditi bawang merah sangat banyak dan juga hasil panen yang tidak bisa bertahan terlalu lama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rantai nilai (Value Chain) bawang merah, mengetahui Nilai Tambah (Value Added) dalam rantai nilai (Value Chain) bawang merah. Dan merumuskan upaya peningkatan pendapatan petani bawang merah di Kabupaten Bima, Kota Bima. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Value chain Added. Hasil dari penelitian menunjukkan anggota rantai pasok bawang merah di Kabupaten Bima, Kota Bima terdiri dari anggota primer (petani, pengepul kecil, pengepul besar, pengecer) dan anggota sekunder (Dinas Pertanian Kabupaten Bima, kelompok tani). Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan upaya pengembangan nilai tambah oleh petani terhadap komoditi bawang merah dengan cara melakukan pengolahan bawang merah menjadi bawang goreng agar memiliki nilai tambah. Pada proses pengolahan bawang goreng persekali proses produksi dengan jumlah bahan baku 25kg, nilai tambah yang diberikan petani meningkat menjadi Rp 19.983/kg atau sebesar 71%. Peningkatan nilai tambah petani diikuti oleh peningkatan keuntungan, untuk hasil olahan bawang goreng memperoleh keuntungan sebesar Rp 17.583/kg atau sebesar 88%.