Penerapan Metode Failure Mode And Effect Anaysis (FMEA) dan Perancangan Sistem Pakar (Expert System) Pada Gudang Gulomantung PT. Semen Indonesia Logistik

Penulis

  • Irayanti Adriant Sekolah Tinggi Manajemen Logistik Indonesia
  • Wahyuni Wahyuni Sekolah Tinggi Manajemen Logistik Indonesia

Abstrak

Dalam meningkatkan kualitas dan mempertahankan eksistensi suatu perusahaan di tengah persaingan yang semakin ketat diperlukan adanya proses pengembangan sistem yang baik. Dengan adanya sistem yang baik, maka perusahaan dapat lebih mudah untuk mengontrol atau meminimalkan terjadinya risiko. Menurut Bramantyo (2006: 13), risiko adalah sebuah ketidakpastian yang telah diketahui tingkat probabilitas kejadinnya. Pengertian lain, dan sering digunakan oleh kebanyakan orang, risiko adalah ketidakpastian yang bisa dikuantitaskan yang dapat meneyebabkan kerugian atau kehilangan. Hanafi (2006: 18), mendefinisikan manajemen risiko pada organisasi adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang dihadapi oleh organisasi secara komprehensif untuk meningkatkan nilai perusahaan.

  1. Semen Indonesia Logistik (SILOG) merupakan bagian dari PT. Semen Indonesia yang telah berpengalaman dalam bidang logistik dan rantai pasok. Dalam proses pendistribusian barang, PT. SILOG membagi wilayah jawa timur menjadi dua area, yaitu area 1 (satu) yang berpusat di kota Gresik dan area 5 (lima) yang berpusat di kota Madiun. Gudang Gulomantung sendiri merupakan pusat dari area 1 (satu) yang mengekspansi produk semen gresik ke beberapa kota diantaranya, Surabaya, Mojokerto, dan Sidoarjo.

Sejalan dengan perkembangan  perusahaan dalam memperluas usahanya, perusahaan harus dapat mengestimasi kemungkinan terjadinya peristiwa dan kejadian yang berisiko menghambat rencana dan aktivitas bisnis tersebut, khususnya pada bagian proses operasional gudang. Melihat dimana gudang Gulomantung merupakan pusat aktivitas pada area 1 (satu) dan akan dijadikan sebagai gudang percontohan oleh pihak perusahaan, maka dibutuhkan adanya perhatian khusus dalam proses operasional gudang untuk mencegah timbulnya risiko. Tetapi pada kenyataannya, manajemen risiko belum diterapkan secara optimal pada gudang Gulomantung tersebut dikarenakan masih seringnya keterlambatan pengiriman semen kepada pelanggan dan masih adanya 6000 sak semen yang membatu.

Permasalahan lain yang terjadi adalah keterlambatan keputusan dalam menanggulangi kegagalan proses yang terjadi di dalam gudang Gulomantung. Hal ini disebabkan para operator seringkali menunggu kehadiran manajer dalam mengidentifikasi kegagalan proses yang terjadi sehingga banyak waktu yang terbuang sia-sia. Dengan perencanaan manajemen risiko dan sistem yang baik, perusahaan dapat mencegah atau setidaknya meminimalkan peluang terjadinya kegagalan proses  pada operasional gudang Gulomantung, sseperti mengurangi risiko bertambahnya jumlah sak semen yang membatu dan diharapkan dapat memberikan penanggulangan masalah secara tepat dan cepat.

Metode analisis risiko yang telah banyak digunakan adalah Failure Modes and Affect Analysis (FMEA). Failure Modes and Affect Analysis (FMEA) sebagai salah satu metode analisis risiko yang paling efektif, telah diadopsi secara luas di berbagai bidang untuk meningkatkan keamanan dan keandalan sistem ( Wang, 2018). Menurut Lo (2018) Failure mode and effect analysis (FMEA) adalah teknik manajemen risiko ke depan yang digunakan di berbagai industri untuk mempromosikan keandalan dan keamanan produk, proses, struktur, sistem, dan layanan.

Diterbitkan

2018-09-12

Cara Mengutip

Adriant, I., & Wahyuni, W. (2018). Penerapan Metode Failure Mode And Effect Anaysis (FMEA) dan Perancangan Sistem Pakar (Expert System) Pada Gudang Gulomantung PT. Semen Indonesia Logistik. JURNAL MANAJEMEN LOGISTIK DAN TRANSPORTASI, 4(2), 155–182. Diambil dari https://juna.ulbi.ac.id/index.php/stimlog/article/view/56

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

1 2 > >>