ANALISIS JADWAL TANAM BAWANG MERAH UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PENDUDUK DI KECAMATAN MASALLE, KABUPATEN ENREKANG
Keywords:
Food Supply Chain Networks, bawang merah mentah, bawang goreng, biaya produksi, pendapatanAbstract
Menurut data dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2016 produksi panen bawang merah mentah di Indonesia berjumlah sekitar 1.446.869 ton, pada tahun 2017 berjumlah sekitar 1.470.155 ton, dan pada tahun 2018 meningkat sekitar 1.503.438 ton. Bawang merah mentah ini juga merupakan salah satu tanaman yang memiliki kandungan dan senyawa yang sangat tinggi, sehingga di zaman dahulu hingga sekarang orang banyak menggunakan bawang merah mentah sebagai bahan herbal dan juga tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit serta menyehatkan kesehatan tubuh. Rantai pasok pangan berbeda dengan rantai pasok produk dan jasa lainnya. Perbedaan yang mendasar antara rantai pasok pangan dengan rantai pasok lainnya adalah perubahan yang terus menerus dan signifikan terhadap kualitas produk pangan di seluruh rantai pasok hingga pada titik akhir, produk tersebut dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rantai pasok bawang merah mentah dan usaha bawang goreng. Data primer yang terlah dikumpulkan dengan observasi dan wawancara kepada pihak yang terlibat seperti petani bawang merah mentah dan pemilik usaha bawang goreng. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif deskriptif dengan pendekatan Food Supply Chain Networks dan analisis kuantitatif deskriptif. Dari hasil penelitian yang didapatkan dengan metode analisis FSCN bahwa analisis rantai pasok usaha tani bawang merah mentah dan usaha bawang goreng terdiri dari sasaran rantai pasok, struktur dan aliran rantai pasok, manajemen rantai pasok, sumber daya, dan proses bisnis rantai pasok. Total biaya produksi pada usaha bawang goreng sebesar Rp. 3.750.000, sedangkan total biaya pendapatan pada bulan Oktober 2020 sebesar Rp. 1.145.000.